![]() |
[Foto : Halal Bihalal Keluarga Besar Puskesmas Sooko] |
Namun, tahun ini terasa istimewa karena tidak sekadar menjadi ajang silaturahmi, melainkan juga sebagai momen perenungan dan terapi spiritual melalui kegiatan yang bertajuk "Forgiveness Therapy: Memaafkan dengan Hati, Berbenah Diri, dan Kembali Harmoni."
Kegiatan yang berlangsung di aula utama Puskesmas Sooko ini menjadi titik awal pembaruan energi positif di lingkungan kerja. Kembali ke fitrah, membersihkan hati dari segala prasangka, dan menguatkan semangat kolektif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat menjadi inti dari acara ini.
Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas Sooko, drg. Cahyarti Sumirat, menyampaikan pesan menyentuh tentang pentingnya niat memaafkan secara tulus sebagai pondasi kuat dalam membangun kerja sama yang harmonis di lingkungan kerja.
“Dalam perjalanan bekerja bersama, tentu pernah terjadi khilaf, kesalahpahaman, bahkan ketegangan yang tak disengaja. Momen ini adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan dan membebaskan diri dari belenggu dendam. Tidak ada pelayanan yang maksimal tanpa hati yang lapang. Tidak ada kerja tim yang solid tanpa rasa saling percaya dan saling menghargai,” ujar drg. Cahyarti.
Ia menekankan bahwa Puskesmas, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, harus menjadi tempat yang bersih dari konflik internal dan penuh dengan semangat gotong royong. Kerja yang didasari niat baik dan hati yang bersih akan berbuah pada pelayanan yang prima bagi pasien.
Untuk memperkuat nilai spiritual dan emosional kegiatan, pihak Puskesmas menghadirkan Ali Maghfuri, S.Kep., Ns., MM., seorang motivator nasional, praktisi kesehatan, penulis buku, sekaligus akademisi yang telah berpengalaman memberikan pelatihan lintas profesi di dunia kesehatan. Ia menyampaikan materi inspiratif bertajuk "ESQ: Kerja Berkah, Hidup Bahagia".
Dalam sesi tersebut, Ali membawakan tema besar forgiveness therapy yang menghubungkan antara ajaran agama, ilmu kesehatan, dan pendekatan psikologi modern. Berdasarkan QS. Ali Imran ayat 134, ia menyampaikan bahwa orang-orang yang dapat menahan amarah dan memberi maaf adalah golongan yang dicintai Allah.
“Kegiatan halal bihalal seperti ini adalah momentum spiritual yang sangat berharga. Dengan saling memaafkan, hati menjadi ringan, beban emosional terangkat, dan jiwa menjadi lebih tenang. Dalam dunia kerja, ini akan meningkatkan semangat, memperkuat tim, dan menjadikan pelayanan kita jauh lebih tulus dan optimal,” paparnya.
Dari sisi medis, Ali menjelaskan bahwa memaafkan memiliki manfaat kesehatan yang sangat besar. Hormon stres seperti kortisol dapat ditekan, tekanan darah menjadi lebih stabil, dan risiko penyakit jantung serta gangguan psikosomatis dapat berkurang. Otak juga lebih sehat karena produksi hormon endorfin meningkat, menciptakan perasaan bahagia dan damai.
“Bayangkan jika setiap pagi kita datang ke tempat kerja dengan hati yang bersih. Tidak ada rasa iri, tidak ada dendam, hanya semangat untuk berbuat baik dan saling mendukung. Bukankah itu akan menjadi tempat kerja yang sangat sehat, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara emosional dan spiritual?”
Puncak acara adalah sesi muhasabah yang dibawakan dengan pendekatan hypnotherapy. Ali memandu para peserta untuk menyelami makna kehidupan, meresapi peran sebagai pelayan masyarakat, dan menyampaikan harapan serta doa secara mendalam kepada Tuhan. Dalam suasana yang hening dan menyentuh, seluruh peserta larut dalam renungan. Tangis haru pun pecah ketika doa dan permohonan ampun dipanjatkan.
Suasana menjadi sangat emosional ketika para peserta saling meminta maaf, bersalaman, berpelukan, bahkan menangis bersama. Tak ada lagi batas antar jabatan atau senioritas. Yang ada hanyalah rasa persaudaraan dan semangat untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
“Saya menangis bukan karena sedih, tapi karena tersentuh. Kadang kita terlalu sibuk bekerja sampai lupa membersihkan hati. Terima kasih untuk sesi ini. Saya merasa seperti terlahir kembali,” ujar salah satu tenaga kesehatan yang enggan disebutkan namanya.
Halal bihalal kali ini juga menjadi titik awal untuk menyusun ulang komitmen pelayanan di Puskesmas Sooko. Para peserta menyatakan tekad bersama untuk menjadikan puskesmas ini sebagai pusat layanan kesehatan unggulan di Mojokerto — tempat yang ramah anak, remaja, lansia, serta penuh kasih dalam setiap tindakan medis.
Dengan semangat kebersamaan yang diperbaharui, seluruh staf berkomitmen untuk bekerja dengan sepenuh hati, meningkatkan kualitas pelayanan, dan menjadikan pekerjaan sebagai ladang amal yang membawa berkah.
“Melayani bukan hanya tentang meresepkan obat atau memberi tindakan medis. Melayani adalah tentang keikhlasan, tentang mencintai institusi, dan menghargai rekan kerja,” pungkas Ali di akhir sesi.
Kegiatan ini menjadi simbol bahwa di balik kesibukan dan tekanan dalam dunia pelayanan kesehatan, para tenaga medis juga manusia yang butuh ruang untuk menata hati, saling memaafkan, dan memperkuat ikatan batin satu sama lain.
Puskesmas Sooko menunjukkan bahwa tempat kerja yang sehat bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal spiritualitas dan hubungan antarmanusia.
Dengan penuh harap dan semangat baru, keluarga besar Puskesmas Sooko kini melangkah bersama, menyongsong masa depan dengan hati yang lebih bersih dan pikiran yang lebih jernih. Karena pada akhirnya, pelayanan terbaik dimulai dari hati yang ikhlas dan jiwa yang damai.
(Redaksi)
View
0 Komentar